Etika di Dunia Maya
- -
INTERNET seringkali disebut sebagai dunia tanpa batas. Pendapat ini sebenarnya lebih ditekankan pada terbukanya jalur informasi yang dijembatani oleh teknonogi. Sebuah jalur yang memberikan kebebasan pada setiap orang untuk memasukkan beragam informasi. Hal inilah yang menyebabkan informasi di Internet menjadi serba ada, bercampur-baur, mulai kebaikan sampai hal-hal yang menyesatkan. Di Internet banyak yang berhati mulia, tetapi ada juga yang berwatak jahat. Dan semua itu berawal dari informasi.
Kita tak pernah menyebut kejahatan Internet ketika ada kasus pembobolan sebuah warnet dan kemudian semua komputernya diambil. Kejahatan di Internet tak akan lepas yang pernak-pernik informasi: pembobolan password, pencurian nomor kartu kredit, dan sebagainya.
Serba bebas, tanpa batas, itulah informasi di Internet. Tetapi ketika ada pertanyaan, apakah pengguna Internet juga menjadi serba bebas? Belum tentu. Ketika manusia berkomunikasi, sekalipun menggunakan piranti digital tanpa tatap-muka, masalah perasaan tak pernah ditanggalkan. Dan komputer paling canggih pun tak akan mampu untuk menangani masalah perasaan tersebut.
Sebagai contoh, berikut ini perbandingan kejadian di dunia nyata dan dunia maya.
Masuk ke rumah orang yang tak dikenal tanpa izin (dunya nyata).
Berusaha memasuki komputer milik orang tanpa izin (dunia maya).
Bertanya sambil petantang-petenteng (dunia nyata)
Bertanya melalui email dengan menggunakan huruf kapital warna-warni, dipenuhi tanda tanya dan tanda seru (dunia maya).
Mengejek orang lain di depan umum (dunia nyata)
Menulis dengan kata-kata yang menyudutkan seseorang pada sebuah milis (dunia maya).
Itu hanyalah sekelumit contoh, karena masih banyak kejadian lain yang memiliki kemiripan antara dunia nyata dan dunia maya. Yang jelas, semua itu berhubungan dengan etika.
Etika di Internet dikenal dengan istilah Netiquette (Network Etiquette), yaitu semacam tatakrama dalam menggunakan Internet. Namanya juga etika, lebih erat kaitannya dengan kepribadian masing-masing. Jadi tak semua pengguna Internet mentaati aturan tersebut. Namun ada baiknya jika kita mengetahui dan menerapkannya.
Kesan Pertama di Tangan Anda
Di dunia nyata, orang seringkali menilai seseorang dari penampilan, sebelum mengetahui perangai yang sebenarnya. Oleh karena itu, banyak yang mengutamakan penampilan untuk mendapatkan kesan terbaik.
Kecuali pada saat menggunakan layanan video conference, orang lain di dunia sana tak akan mengetahui pakaian apa yang Anda kenakan saat menggunakan Internet. Kemeja rapi dan wanginya parfum tak akan membawa pengaruh apa-apa. Tetapi tangan Anda akan sangat berguna, karena sebagai besar komunikasi di Internet disajikan dalam bentuk teks.
Tangan Anda akan menghasilkan tulisan yang memberikan kesan pada orang lain. Tulisan yang ringkas, jelas, tetapi menggunakan tata bahasa yang benar akan lebih dihargai daripada tulisan yang asal ketik. Di Internet, editor tulisan Anda adalah Anda sendiri. Pengetahuan dasar tata bahasa akan menjadi modal Anda ketika ber-internet.
Hindari Penggunaan Huruf Kapital
Menggunakan huruf kapital (uppercase) tidak dilarang. Tetapi jika berlebihan, misalnya sampai satu alinea, apalagi diimbuhi dengan tanda seru, orang akan malas membacanya. Tak hanya itu, karena huruf kapital seringkali dianalogikan pada suasana orang yang sedang emosi, marah, atau berteriak-teriak. Gunakan huruf kapital satu-dua kata hanya untuk penegasan pada kata tersebut.
Memberi Judul dengan Jelas
Ketika mengirim sebuah email, Anda harus memberikan judul pada email tersebut. Seperti halnya tulisan pada koran atau majalah, judul harus menggambarkan isi tulisan. Judul inilah yang pertama kali dilihat oleh penerima email. Judul seperti "Mau Bertanya", "Tanggapan", dan sebagainya, cenderung diabaikan karena tidak spesifisik.
Disarankan untuk memberi judul seperti:
Pertanyaan tentang masalah catridge pada printer.
Tanggapan tentang penanggulangan masalah catridge pada printer.
Menggunakan BCC ketimbang CC pada Email
Alamat email bagian privasi seseorang. Beberapa orang mungkin kurang suka jika alamat email-nya disebarkan kepada umum. Mengirim email ke banyak alamat menggunakan CC memungkinkan penerima mengetahui setiap alamat email yang kita kirim. Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan BCC jika mengirimkan email secara masal.
Membalas Email dengan Cepat
Idealnya membalas email paling lambat 24 jam setelah email itu diterima. Tetapi tidak setiap orang selalu terkoneksi ke Internet, apalagi di Indonesia yang masih banyak menggunakan jasa warnet untuk mengunjungi dunia maya. Setidaknya, kita harus segera membalasnya ketika sebuah email dibaca. Jika belum sempat, beritahu pengirim bahwa kita akan membalasnya di kemudian hari.
Membaca Dulu, Baru Bertanya
Internet tempat berbagai pengetahuan. Ada kalanya kita ikut bergambung pada sebuah forum diskusi yang membahas salah satu bidang ilmu. Di sana kita bisa berkonsultasi. Setiap pertanyaan dan jawaban pada forum selalu diarsipkan untuk dibaca kembali oleh anggota forum. Usahakan agar kita membaca dulu apa yang sudah dibahas pada forum tersebut sebelum bertanya. Fasilitas pencarian bisa membantu Anda untuk menemukannya.
Tidak Mengirim File yang Terlalu Besar
Kecepatan untuk akses Internet berbeda-beda. Oleh karena itu, pertimbangkan juga jika akan mengirimkan file. File dengan ukuran lebih dari 5 MB akan memperlambat proses download. Gunakan program kompresi file jika diperlukan.
Menggunakan Kutipan
Ketika Anda bertemu dengan seorang teman dan tiba-tiba ia berkata: "sepuluh ribu", mungkin Anda akan mengernyitkan kening karena heran. Berbeda dengan bila ia berkata: "kemarin kamu menanyakan harga buku matematika. Ternyata harganya sepuluh ribu".
Di Internet, kutipan diperlukan bila kita membalas suatu email atau memberi tanggapan di pada milis. Contohnya:
Balasan tanpa kutipan:
Ya, saya akan datang.
Balasan dengan kutipan:
> Saya mengundangmu datang ke Bandung minggu ini.
Ya, saya akan datang.
Tidak Hanya Copy-Paste
Internet memungkinkan siapapun untuk mengambil konten dengan mudah dan cepat. Konten yang kita ambil tersebut, misalnya sebuah artikel, tentunya hasil jerih payah orang lain ketika menulisnya. Catatlah nama penulis serta URL tempat tulisan tersebut, dan cantumkan ketika kita menggunakannya sebagai referensi.
Kembali pada Diri Sendiri
Perilaku kita berinternet memang tak akan ada yang memantau. Di ruangan tanpa tatap muka, siapapun bisa berbuat berdasarkan kehendaknya. Seringkali kita menemukan informasi palsu, kata-kata tak senonoh, dan perilaku lainnya yang kurang pantas secara etika.
Di Internet juga terdiri dari kumpulan pengguna Internet yang entah ada di mana, berapa umurnya, bagaimana wataknya, dan sebagainya. Menghadapi dunia macam ini, semestinya kita berlapang dada. Ada baiknya juga bertanya pada diri sendiri, kita ingin diperlakukan seperti apa dan apa yang kita lakukan kepada orang lain.
daluang